1 1. Pengertian Inflasi
Inflasi
adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan
terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
disebut inflasi, kecuali bilakenaikan tersebut meluas kepada (atau
mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dariharga barang-barang lain,
Boediono (1982: 155). Dalam praktek, inflasi dapat diamatidengan
mengamati gerak dari indek harga. Akibat
inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena
secara rieltingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya
inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5% sementara
pendapatan tetap, maka itu berarti secara riel pendapatan mengalami
penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkandaya beli
sebesar 5% juga, Putong (2002: 254).
2. 2. Rumus Menghitung Inflasi
Adapun rumus untuk menghitung inflasi adalah:
1. In = IHKn+IHKn-1 X 100 %
IHKn-1
2. In = DFn + DFn -1 X 100 %
DFn -1
In adalah inflasi, IHK n adalah harga konsumen tahun dasar (dalam hal ini nilainya 100,IHK n-1 adalah indeks harga konsumen tahun berikutnya. Df n adalah GNP atau PDB deflator tahun berikutnya, Df n-1 adalah GNP atau PDB deflator tahun awal (sebelumnya).
3. Jenis Inflasi
1. Berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 4 kategori utama,Putong (2002: 260), yaitu:
a) Inflasi merayap/rendah (creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurangdari 10% pertahun.
b) Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10-30% pertahun.
c) Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100% pertahun.
d) Inflasi
sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh
naiknyaharga secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%).
2. Berdasarkan sebabnya inflasi dibagi menjadi 2, Putong (2002: 260), yaitu:
a. Demand
Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan
keseluruhanyang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi
telah mencapaikesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah
sesuai denganhukum permintaan, bila permintaan banyak sementara
penawaran tetap, makaharga akan naik.
b. Cost
Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya
biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak
efisiennya perusahaan,nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan
jatuh / menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan
kenaikan upah dari serikat buruh yang kuatdan sebagainya).
3. Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi 2, Putong (2002: 260), yaitu:
a. Inflasi
yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul
karenaterjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang
terlihat padaanggaran belanja negara.
b. Inflasi
yang berasal dari luar negeri, karena negara-negara yang menjadi
mitradagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, harga-harga
barang dan jugaongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa
negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di dalam
negeri tentu saja bertambah mahal.
4. Teori Inflasi
Secara garis besar ada 3 (tiga) kelompok teori mengenai inflasi. Ketiga teori itu adalah,Boediono (1982: 169-170):
1. Teori
Kuantitas (persamaan pertukaran dari Irving Fisher: MV=PQ)Teori
kuantitas adalah teori yang paling tua mengenai inflasi, namun teori ini
masihsangat berguna untuk menerangkan proses inflasi di zaman modern
ini, terutama dinegara-negara yang sedang berkembang. Teori ini
mengatakan bahwa penyebabutama dari inflasi adalah:
a. Pertambahan jumlah uang yang beredar
b. Psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectations) dimasa mendatang.
Tambahan
jumlah uang beredar sebesar x% bisa menumbuhkan inflasi kurang darix%,
sama dengan x% atau lebih besar dari x%, tergantung kepada apakah
masyarakattidak mengharapkan harga naik lagi, akan naik tetapi tidak
lebih buruk daripadasekarang atau masa-masa lampau, atau akan naik lebih
cepat dari sekarang, ataumasa-masa lampau.
Teori
Keynes mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup di luar
bataskemampuan ekonomisnya. Teori ini menyoroti bagaimana perebutan
rezeki antaragolongan-golongan masyarakat bisa menimbulkan permintaan
agregat yang lebih besar daripada jumlah barang yang tersedia (yaitu,
apabila timbul inflationary gap).
5. Biaya Inflasi
Biaya Inflasi yang diharapkan muncul karena hal-hal sebagai berikut, Putong (2002:262-263):
1. Shoe
leather cost (biaya kulit sepatu) adalah istilah yang menyatakan bahwa
bilainflasi sesuai dengan harapan maka relatif penetapan suku bunga bank
akan lebih besar dari tingkat inflasi.
2. Menu
cost (biaya menu), yaitu biaya yang muncul karena perusahaan harus
seringmengubah harga dan itu berarti harus mencetak dan mengedarkan
katalog baru.
3. Complaint
and opportunity loss cost (biaya komplain dan hilangnya
kesempatan).Bila perusahaan dengan sengaja tidak mau mengganti katalog
baru, maka perusahaanakan mengalami kerugian karena harga akan naik
sementara perusahaan menjualdengan harga lama. Bila tidak sengaja, maka
perusahaan akan mendapat komplaindari pelanggan karena harga tidak
sesuai dengan catalog (khusus untuk Negara yangkonsumerismenya relative
sangat baik).
4. Biaya perubahan peraturan/undang-undang pajak.
5. Biaya ketidaknyamanan hidup.Biaya inflasi yang tidak diharapkan:
· Redistribusi pendapatan antara debitor dengan kreditor.
· Penurunan nilai uang pensiunan.
6. Dampak Inflasi
1. Bila
harga barang secara umum naik terus-menerus, maka masyarakat akan
panik,sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi
ada masyarakatyang berlebihan uang memborong barang, sementara yang
kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya negara rentan
terhadap segala macam kekacauanyang ditimbulkannya.
2. Sebagai
akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik
tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di
rush,akibatnya bank kekurangan dana dan berdampak pada tutup atau
bangkrut, ataurendahnya dana investasi yang tersedia.
3. Produsen
cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar
keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran, sehingga harga
akan terusmenerus naik.
4. Distribusi
barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi
produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan
yangmasyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila
inflasi berkepanjangan, maka produsen banyak yang bangkrut karena
produknyarelatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu
membeli.
6. Jurang
antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah
pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan.
7. Dampak
positif dari inflasi adalah bagi pengusaha barang-barang mewah
(highend)yang mana barangnya lebih laku pada saat harganya semakin
tinggi (masalah prestise).
8. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakanseefisien mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan.
9. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadisemakin dipercaya dan tangguh.
10. Tingkat
pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak
untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka
usaha,Putong (2002: 263-264).
Kesimpulan
Inflasi
adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan
terusmenerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
disebut inflasi, kecuali bilakenaikan tersebut meluas kepada (atau
mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain.
Inflasi
digolongkan menurut beberapa cara, dapat menurut laju inflasi (ringan,
sedang, berat, hiper inflasi), sebab awalnya (demand atau cost
inflation), asalnya (domestic atauimported inflation).
Ada
3 teori utama mengenai inflasi. Teori Kuantitas menekankan bahwa
penyebab utamainflasi adalah pertambanahn jumlah uang beredar dan
psikologi masyarakat mengenaikenaikan harga di masa mendatang. Teori
Keynes: inflasi terjadi karenan masyarakat hidupdiluar batas kemampuan
sekonomisnya.. Teori strukturalis: sebab inflasi adalah darikekakuan
struktur ekonomi.
Biaya
Inflasi. Biaya Inflasi yang diharapkan muncul adalah: Shoe leather
cost, Menu cost,Complaint and opportunity loss cost, Biaya perubahan
peraturan/undang-undang pajak, danBiaya ketidaknyamanan hidup. Biaya
inflasi yang tidak diharapkan: Redistribusi pendapatan antara debitor
dengan kreditor dan Penurunan nilai uang pensiunan.Dampak inflasi antara
lain engara rentan timbul kekacauan, masyarakat menarik tabungan, bank
kekurangan dana dam bangkrut, harga semakin naik, distribusi barang
tidak adil, produsen bangkrut, dampak positifnya adalah masyarakats
emakinselektif memilih barang,menumbuhkan industri kecil, dan
pengangguran berkurang karena banyak wirausahawan.Upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah dan mengatasi inflasi adalah yang
berkaitandengan Kebijaksanaan Moneter, Kebijakan Fiskal, Kebijakan yang
Berkaitan denganOutput, Kebijaksanaan Penetuan Harga dan Indexing,
Sanering, dan Devaluasi.