SANTRI DAN TEKNOLOGI
Sudah semestinya santri tidak hanya melulu untuk mempelajari ilmu keagamaan saja, tetapi lebih dari itu santri harus berfikir ulang akan pentingnya ilmu pengetahuan dan memahami teknologi tepat guna sebab secara realitas yang ada. Masyarakat masih ada yang memberiksn julukan sebagai kelompok sarungan dan tridisionil yang lengket dengan cultural semata. Kehidupan yang terbatas, terkurung dalam teralis dan dinding yang tinggi, mereka disibukan dengan aktivitas yang bersifat rutinitas dan monoton oleh karenanya informasi dunia luar ucap kali tidak dapat di serap dengan utuh dan baik. Pada hal informasi merupakan corong dan jendela dunia. Sedikitnya informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna di lingkungna pesantren bersifat fatal bagi pembentukan pribadi santri. Sebab tidak adanya kesempatan pengetahun yang di dapat yang pada akhirnya santri menjadi “GAPTEK” gagap teknologi.
Pesantren yang merupakan pusat kajian ilmu agama, sudah saatny turut serta andil dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Mengingat betapa pentingnya peranan pengetahuan di tengah-tengah masyarakat yang mengglobal dan mendunia dan tidak kalah pentingnya adalah fungsi pengawasan moralitas bangsa ini di tengah carut marutnya kehidupan masyarakat lewat media informasi pengetahuan dan teknologi harus di sambut dengan kesiapan mental yang islami. Sehingga tidak sampai menyalahgunakan teklonolgi (contohnya HP), tapi tidak semua kecanggihan dunia teknologi di jauhkan dari dunia santri. Jika pengawasan dan pengontrol berjalan sebagaimana mestinya para pemuka agami Islam tentunya tidak menginginkan generasi muslim yamg akan datang “GAPTEK” dan berfikir “INSTAN” tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana keduannya tidak mungkin di bendung seiring dengan berkembangnya zaman. Pesnatren pada dasarnya juga mengajarkan materi-materi sejarah Islam dan kebudayaan yang didalamnya terdapat sejarah kejayaan dan masa ke-emasan Islam pada periode Daulah Umayah “CORDOBA” adalah symbol kegemilangan. Ilmu pengetahuan dan Baghdad sebagai corong informasi dunia, karena perpustakaan yang mengkoleksi ribuan judul buku di masa Abbasyiah. CORDOBA akan selalu di kenang sekaligus di ratapi oleh umat Islam di seluruh dunia. Sebab CORDOBA adalah sebuah revolusi ilmu pengetahuan yang pada akhir kemudian melahirkan peradaban umat manusia yang power, tanpa CORDOBA, EINSTAIN, GAULEO FREUD dan pemikir-pemikir lain tidak akan pernah lahir, Allah SWT juga menyinggung pentingnya ilmu pengetahuan seperti dalam firmannya “Dan ingatlah ketika aku menciptakan bumi ini dari suatu hamparan yang lalu bergulung-gulung” Bacalah teori kejadian bumi. Kita inilah yang terbuat dari gumpalan-gumpalan kabut yang bergulung-gulung. Al-qur’an surta Nuh 14 menulis tentang adanya tingkatan-tingakatan kejadian manusia. Surat Al-An’am 97 memuat teori astronomi dan dalam surat yang yang lain juga memuat teori perkawinan tanam-tanaman (BOTANI). Islam dengan segala toleransinya dan dukungan pada ilmu pengetahuan menjadi landasan penting terciptanya dialaog budaya dan perdaban, dan waktu itu pula budaya Islam sebagai peletak dasar budaya buku bagi siapapun orang yang anti pati terhadap perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melihat sebuah mata termasuk bagian dari kaum “BAR-BAR” bukanlah “CORDOBA” yang pada masa kejayaannya merupakan kejayaan umat Islam di luluh lantakan, dan di hancurkan oleh kaum BAR-BAR yang pikiranya di kuasi oleh takhayul dan primitive. Bahkan mereka menyebut CORDOBA dan BAHDAD sebagai DARK AGE Abad kegelapan anggapan mereka itu terjadi karena ilmu pengetahuan adalah sebuah jalan gelap, sulit untuk dilalui itu karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas keilmuan. Baru selang ratsan tahunmereka menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu yang penting. Para penguasa CORDOBA sangat menghormati kaum keilmuan. Setiap ilmuan yang datang dari timur tengah selalu mendapat sambutan hangat dari mereka, mereka tak ubahnya seperti pahhlawan yang di elu-elukan. Di pergunakanya bahsa arab sebagai bahasa pergaulan internasional ketika itu, Sampai pemuka agama Kristen megneluh karena lebih suka mempelajari bahasa arab dari pada bahasa latin,keluhan ini sebagai refleksi realitas bahwa bahasa arab adalah singkat menjadi bahasa ilmu pengetahuan seperti bahasa inggris saat ini. Kecintaan pelajar-pelajar musli tentang ilmu pengetahuan dan buku-buku, demikian luar biasa. Pada abad IX perpustakaan CORDOBA mempunyai koleksi sebanyak 700.000 judul buku dan terbaca habis oleh mereka. Bahkan perpustakaan pribadi paling tidak mempunyai koleksi senbanyak 500.000 judul buku islam pada masa itu jauh lebih unggul dari barat. Mengapa mereka demikian gila dengan buku karena mereka sadar bahwa buku memiliki fungsi sebagai pencipta kebudayaan. Ilmu dan pemikiran yang pada akhirnya memunculkan kecanggihan teknologi.
Dengan bercermin dari sejarah peradaban islam di CORDOBA SPANYOL mengharuskan pada diri kita semua untuk bangkit kembali walau setapak demi setapak untuk menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi dengan medi literature buku-buku dan sudah seharusnya pesantren yang merupakan pusat kajian-kajian Islam dan keIslaman melakukan tindakan cepat untuk merespon dengan positif Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk diterapkan pada anak didik santri di Lierturnya. Meskipun musnah di CORDOBA, akibat ulah kaum BAR-BAR, buku-buku yang masih bisa menentukan arah sejarah peradaban dan budaya islam ekarang ini ± 250.000 naskah yang bertuliskan Arab hasil karya besar para pemikir Islam tersimpan di perpustakaan Negara barat. Saat ini Islam tercabit-cabit karena peranan pelajar Islam minim akan pengetahuan dan teknologi. Kita menyadari ada kekurangan pada diri kita tentang ilmu pengetahuan . Kapan dan dari kita mulai ini semua? Peristiwa pahit CORDOBA jangan terulang kembali.
Senin, 05 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar